Rabu, 03 April 2013

Tugas ICT



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi-Definisi Kurikulum
Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata Curir, artinya pelajari; Curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak” yang harus “ditempuh” oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan di atas, kurikulum dapat diartikan, sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.[1]
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “Kurikulum” memiliki arti perangkat mata pelajaran yang diajarkan Pada lembaga pendidikan. Pada  hakikatnya kurikulum sama artinya dengan “rencana pelajaran”. Pengertian kurikulum banyak mengalami perkembangan, berkat pemikiran yang banyak oleh tokoh-tokoh pendidikan mengenai kurikulum. Perkembangan zaman juga menuntut kurikulum baru dan sering juga pengertian baru mengenai makna kurikulum itu sendiri.
Di bawah ini merupakan beberapa definisi-definisi kurikulum[2] menurut beberapa ahli kurikulum :
Ø  J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (1956). “The curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school.” Jadi usaha anak untuk mempengaruhi anak belajar, apakah itu di dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kurikuler.
Ø  B. Othanel Smith, W.O. Stanly, dan J. Harlan Shores memanadang kurikulum sebagai “a squence of potential experiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of thinking and acting”. Kurikulum sebagai pengalaman potensial yang diberikan sekolah untuk anak-anak dan pemuda agar mereka bisa berfikir dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan norma-norma di masyarakat.
Ø  J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku Secondary School Improvement (1946) juga mengemukakan kurikulum dalam arti luas. Menurut mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran. Ketiga aspek pokok program, manusia dan fasilitas sangat erat hubungannya, sehingga tak mungkin diadakan perbaikan kalau tidak diperhatikan ketiga-tiganya.
Ø  Hilda Taba mengemukakan, bahwa pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya. Tiap kurikulum bagaimana polanya, selalu mempunyai komponen-komponen tertentu, yakni pernyataan tentang tujuan dan sarana, seleksi dan organisasi bahan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar dan mengajar, dan akhirnya evaluasi hasil belajar. Perbedaan kurikulum terletak pada penekanan unsur-unsur tertentu. Perbedaan kurikulum dengan pengajaran bukan terletak pada implemetasinya tetapi pada keluasan cakupannya.
Ø  Menurut George A. Beaucham (1976 hal 58-59), kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.[3]
Ø  UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[4]
Dari definisi-difinisi di atas dapat kita ambil garis besarnya, bahwa kurikulum merupakan suatu patokan rencana-rencana dalam hal penyelenggaran pembelajaran yang memiliki tujuan dan cita-cita tertentu yang berlandaskan pada pengalaman-pengalaman pembelajaran sebelumnya, yang bersifat flexible (dapat mengalami-mengalami perbaikan) dan didesain oleh sekolah agar murid-murid itu memiliki andil secara langsung di masyarakat.
Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam lembaga pendidikan. Salah satu penentu keberhasilan pendidikan terdapat pada kurikulum. dan bagus tidaknya kurikulum tergantung kepada perumus kurikulum sendiri. Kurikulum diharapkan dapat menjadi sarana terciptanya cita-cita/ tujuan pendidikan nasional, "berkembangnya potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab" (Pasal 3 dan penjelasan atas UU RI No. 20 tahun 2003).

B.     Komponen Kurikulum
Jika kurikulum diurai secara struktural, maka akan terdapat empat komponen utama yaitu, tujuan, isi, strategi pelaksanaan dan komponen evaluasi.[5] Keempat komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain yan kemudian akan menjadi satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan.
1.      Tujuan kurikulum
    Secara umum tujuan kurikulum adalah membentuk manusia manusia Indonesia yang bisa mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta berkehidupan sebagai makhluk yang berketuhanan Yang Maha Esa (beragama).
2.      Isi kurikulum
    Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus dibeikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.
3.      Strategi pelaksanaan kurikulum
    Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yaitu : tingkat dan jenjang pendidikan, proses belajar mengajar, bimbingan penyuluhan, administrasi supervisi, sarana kurikulum, dan evaluasi penilaian.
4.      Evaluasi kurikulum
    Dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi, dan produktivitas program dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.


[1] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Indonesia, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008), 4
[2] Prof.Dr. S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), 4
[3] Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005), 6
[4] Mashur Muslich, Seri Standar Nasional Pendidikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan,(Bandung: Bumi Aksara,2008), 1
[5] Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Indonesia, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008), 21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar